Seakan menepis segala pedebatan antara Indonesia dan Malaysia yang tidak ada habisnya akhir-akhir ini baik itu masalah tapal batas, TKI, budaya dan berbagai masalah lainnya yang sedikit membuat hubungan diplomatik Indonesia dan Malaysia merenggang. Tapi berbeda dengan pemerintah pusat yang sibuk berdebat dengan Malaysia, Pemprov Sulawesi Selatan bersolek dengan berbagai hubungan kerjasama dengan pemerintah berlabel 'truly asia' itu. Yah, antara Malaysia dan Sulawesi Selatan memiliki hubungan kedekatan yang sangat erat. Menelisir sejarah masa lalu sejak dahulu orang-orang Melayu Malaysia dan orang-orang Bugis memiliki hubungan yang cukup erat. Tak sedikit orang Bugis-Makassar yang terkenal perantau hingga ke negeri jiran. Kesuksesan itulah yang mengangkat derajat orang-orang Bugis di Malaysia. Tak hanya piawai dengan perdagangan, tetapi orang Bugis-Makassar dapat menguasai Malaysia dibidang politik dan pemerintahan dari awal eksodus orang-orang Bugis-Makassar ke Malaysia. Hubungan tersebut sangat nampak ketika melihat banyak persamaan nama wilayah di Sulsel dan di Malaysia, bahkan Malaysia Semenanjung didominasi oleh orang-orang Sulsel, baik secara ilegal maupun legal. Awal eksosdus orang Bugis-Makassar sangat dipengaruhi oleh suasana politik antar kerajaan di Sulsel pada waktu itu. Hingga kini orang-orang Bugis-Makassar mendapatkan tempat strategis dalam berbagai bidang kehidupan di Malaysia, bahkan tidak sedikit orang-orang keturunan Bugis Makassar mendapatkan posisi teratas dalam pemerintahan Malaysia.

Salah satunya adalah NAJIB TUN ABDUL RAZAK, beliau merupakan PM Malaysia saat ini yang dilantik pada tanggal 3 April 2009. Mungkin masih terkesan biasa dalam benak anda, jika telusuri NAJIB TUN ABDUL RAZAK adalah putera dari TUN ABDUL RAZAK, orang nomor satu di Malaysia pada tahun 1970-1974, dan jika ditelusuri lebih dalam lagi TUN ABDUL RAZAK yang bergelar Dato Huseein adalah KETURUNAN BUGIS-MAKASSAR.

TUN ABDUL RAZAK

NAJIB TUN ABDUL RAZAK (PM MALAYSIA)

Tun Abdul Razak merupakan keturunan bangsawan suku Bugis-Makassar. Raja Gowa (kerajaan Makassar) ke-16 yakni I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Muhammad Bakir yang bergelar Sultan Hasanuddin memiliki putra yakni Raja Gowa ke-19 I Mappadulung Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Djalil Tumenanga ri Lakiung. Salah satu dari putra Sultan Abdul Djalil ini merantau ke Pahang, Malaysia, yang merupakan leluhur Tun Abdul Razak.

Yah, jelas sekali Tun Abdul Razak merupakan keturunan Bangsawan Bugis-Makassar, hingga saat ini anaknya yang menjabat sebagai PM masih menghargai keturunan mereka. Tak jarang PM negeri jiran ini mengelu-elukan Bugis Makassar pada berbagai pertemuan, bahkan ciri khas Bugis Makassar banyak terpajang di ruang kerjanya. Tampaknya beliau begitu bangga dengan keturunannya.

Saat berkunjung ke Kabupaten Gowa

Bak Raja dari negeri rantau

Bagiamana dengan Sulsel? Masyarakat Sulsel juga banyak berbangga akan kejayaan Bugis-Makassar di Negeri jiran, salah satunya Penghargaan Doctor Honoris Causa Universitas Hasanuddin kepada PM MALAYSIA Najib Tun Abdul Razak ketika Beliua datang ke Makassar berziarah ke kuburan leluhurnya beberapa tahun lalu.

Bagi orang yang menetap di Makassar, Anda mungkin mulai berpikir, dimana saya pernah membaca TUN ABDUL RAZAK yah ? Yah, TUN ABDUL RAZAK kini diabadikan menjadi nama salah satu jalan protokol.

Suasana Jalan. Tun Abdul Razak

Bukan sekedar nama

Dilengkapi dengan ejaan Lontara

Menghubungkan Kabupaten Gowa dan Kota Makassar

Sebagai wujud pengahrgaan kita kepada beliau

Saya berbangga diabadikannya nama TUN ABDUL RAZAK sebagai salah satu jalan protokol atau jalan utama di perbatasan Kota Makassar-Kabupaten Gowa, hal ini tepat mengingat sejarah Gowa di Malaysia.

Jalan TUN ABDUL RAZAK merupakan jalan penghubung utama yang baru dirintis dalam mewujudukan Kota Metropolitan Mamminasata Sulsel, yang bersambung dengan Jl. Hertasning-Jl. Aroepala. Jalan TUN ABDUL RAZAK memberikan akses utama terhadap perkembangan Kota Makassar menuju berbagai tempat salah satunya UIN ALAUDDIN MAKASSAR dan perumahan bergengsi (kelas atas) CITRALAND MAKASSAR yang tepat berada pada ujung jalan TUN ABDUL RAZAK.

Hal ini merupakan penghargaan besar kepada beliua, semangat dan keberaniannya mampu menjadi orang nomor satu di negeri jiran, ini adalah karunia Allah swt, kita patut menghargainya. Dengan diabadikannnya penamaan TUN ABDUL RAZAK sebagai salah satu nama jalan menjadikan lebih gampang mengingatnya, dan kelak akan menceritakan kisah perjuangan beliua kepada penerus kita. Semoga menjadi semangat dan inspirasi bagi orang-orang Bugis Makassar. Jika orang-orang keturunan Bugis Makassar bisa berjaya di negeri orang, kenapa tidak dengan negeri kita sendiri, Indonesia.

2 Januari 2016 pukul 12.57

Semoga bangsa keturunan Melayu-Bugis-Makkasar akan sentiasa maju ,sukses bisa jadi orang nomor satu kepala negara,usahawan bisnis terhebat dan dimana2pun kita berada ..Jangan pernah melupakan tanah asal nenek moyang-poyang kita salam dari Sabah Borneo-Kota kinabalu...Keturunan melayu-bugis wajo sengkang ...Dari generasi ke-5 waris keturunan Daeng Mappatah.

2 Januari 2016 pukul 13.06

Saya cukup menghargai dan menjunjung keturunan Bugis-Makkasar..Dengan semangatnya para leluhur diraja ,bangsawan semangat kepahlawanan Bugis taklukan dunia..Walau dimana-mana berada tidak.Melupakan Semangat ma-pa sirri ajaran leluhur moyang kita...Ini dengan semanat agama Islam yang tinggi,dan menjunjung maruah bangsa ,penuh hormat jiwa raga...Dengan penuh rasa.Kasih sayang saya ini pada agama islam dan bangsaku Melayu-Bugis Sabah..Salam dari saya Daeng Mohd Heikal Daeng Hj Rizal bin Daeng Hj Ampong bin Daeng Kerahu bin Daeng Mappatah ..Salam kecintaan rasa rindu pada Tanah wajo tanah kota para Daeng,Karaeng bangsawan diraja terhormat...Saya Waris generasi ke-5 keturunan Daeng Mappatah...

12 April 2016 pukul 01.42

keren......

3 Januari 2017 pukul 10.01

ToLong kepada Admin. Ketika Menyandingkan Nama Bugis MAKASSAR jgn dominanx ke Bugis dan MAKASSARNYA ditenggelamkan mengingat Suku Makassar adaLah Sebuah Suku dominan dibawah Panji Kerajaan GOWA TALLo yg termahsyur yg pengaruhx meLiputi Semenanjung Jazirah SuLawesi, Jawa, FiLiphina, Malaysia, dan AustraLia, Serta Daerah Indonesia Timur Lainnya. Jgn Jadikan Generasi Kita Bingung dengan Sejarah Yang suka Dibengkokkan. Terima Kasih dan Mohon Perhatian

3 Januari 2017 pukul 10.01

ToLong kepada Admin. Ketika Menyandingkan Nama Bugis MAKASSAR jgn dominanx ke Bugis dan MAKASSARNYA ditenggelamkan mengingat Suku Makassar adaLah Sebuah Suku dominan dibawah Panji Kerajaan GOWA TALLo yg termahsyur yg pengaruhx meLiputi Semenanjung Jazirah SuLawesi, Jawa, FiLiphina, Malaysia, dan AustraLia, Serta Daerah Indonesia Timur Lainnya. Jgn Jadikan Generasi Kita Bingung dengan Sejarah Yang suka Dibengkokkan. Terima Kasih dan Mohon Perhatian

4 Maret 2017 pukul 14.43

Setujuu

19 Oktober 2017 pukul 04.55

Ini yang jadi permasalahan utama sekarang. Sejarah yang diputarbalikkan. Suku makassar yah suku makassar suku bugis yah suku bugis. Baca sejarah lagi deh pak. Pak najib itu tau mangkasara'/atau orang makassar. Bukan suku bugis. Saya sebagai orang gowa sangat prihatin dengan kerancuan tulisan anda.

Copyright © Leppa-Leppangeng Template Design by RzaaL 1306